Foto Langka Buya Hamka Jadi Imam Sholat Jenazah Sukarno, Soeharto Juga Ikut Tahlilan
JAKARTA -- Aktivis Nadhlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan membagikan foto langka yang jarang diketahui publik tentang momen wafatnya Presiden pertama RI Sukarno. Gus Umar, sapaan akrabnya, mengunggah tiga foto kala ulama besar Buya Hamka menjadi imam sholat bagi jenazah Bung Karno. Proklamator tersebut wafat pada 21 Juni 1970.
Terlihat pula, Presiden ke-2 RI Soeharto yang memakai kopiah dan sarung bersama Bu Tin ikut melayat dan membacakan surat pendek untuk almarhum Bung Karno di Wisma Yaso, yang sekarang menjadi Museum Satria Mandala, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
"Kalian mungkin pernah baca saat utusan Bung Karno nemuin Buya Hamka minta Buya jadi imam sholat jenazah Bung Karno? Inilah momen di saat Buya Hamka hadir sebagai imam saat Bung Karno meninggal," kata Gus Umar melalui akun Twitter @UmarAl_Chelsea dikutip di Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Dia mengunggah tiga foto yang menunjukkan Buya Hamka mendoakan dan menjadi imam sholat jenazah Bung Karno. Pun dengan Soeharto berada di samping Buya Hamka ikut menunaikan sholat jenazah. Gubernur DKI Ali Sadikin juga terlihat di foto berada di samping Soeharto.
"Akhirnya saya dapat juga foto lawas Buya Hamka saat tahlilan Bung Karno. Di sebelah Buya ada Pak Harto dan Bi Tien," kata Gus Umar.
Buya Hamka yang memiliki nama asli Haji Abdul Malik Karim Amrullah pernah dipenjara pada era Orde Lama atau saat Sukarno sedang berkuasa. Buya Hamka dipenjara selama dua tahun empat bulan pada 1964-1966 hingga mampu menyelesaikan buku Tafsir Al-Azhar dari dalam sel.
Buya Hamka yang mengkritik sistem Demokrasi Terpimpin yang membuat Sukarno menjadi presiden RI seumur hidup akhirnya dijebloskan ke sel. Politikus Partai Masyumi dan ulama Muhammadiyah tersebut juga dituding pemerintahan Sukarno berkhianat lantaran dianggap pro-Malaysia.
Ketika rezim Sukarno bubar, ia dikeluarkan dari penjara lantaran semua tuduhan tidak terbukti. Kelakuan buruk yang diterima Buya Hamka tidak membuatnya dendam hingga memenuhi permintaan Sukarno agar mau menjadi imam yang menyolatkannya jika sudah wafat.