Umum

F Tabrak Mapolres Dikaitkan Terorisme dan HRS, Kapolda Sumut Bantah

MEDAN -- Perempuan berinisial F (29 tahun) ramai diberitakan terkait terorisme, khususnya di lini masa Twitter. Kapolda Sumatra Utara (Sumut) Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak membantah jika F terlibat terorisme. Dia menegaskan, belum ada bukti yang mengarahkan F ke arah tersebut.

Padahal, banyak akun yang mengaitkan tindakan F dengan terorisme, bahkan dihubungan sebagai simpatisan Habib Rizieq Shihab (HRS). Hal itu lantaran ketika kejadian berlangsung, F memakai pakaian cadar hitam. Setelah menjalani pemeriksaan, ia tampil mengenakan jilbab biasa bersama Kapolda dan Ketua MUI Pematangsiantar.

F, pengendara sepeda motor Yamaha Scoopy bernomor polisi BK 5756 TAK, menabrakan dirinya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Pematangsiantar, Provinsi Sumut, Senin (21/3/2022) pagi WIB. Video F masuk Mapolres Pematangsiantar hingga menabrak kantor SPKT viral di media sosial (medsos).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Irjen Panca mengakui, F nyaris menabrak anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas pengaturan lalu lintas di Jalan Sutomo. Ketika dikejar, sambung dia, perempuan itu melarikan diri dengan menuju Polres Pematangsiantar. Dia akhirnya masuk, lalu baru berhenti ketika motornya menabrak ruang SPKT Polres Pematangsiantar.

Adapun status dari F telah menikah yang kedua kalinya. Pascapernikahan, sambung dia, F memiliki pemahaman yang sedikit berbeda dengan orang tuanya. "Dari aspek pemahaman agamanya. Dan ini menjadi permasalahan di dalam keluarga sendiri dan semakin meningkat ketika saat yang bersangkutan meminta menikah yang ketiga kalinya," kata Panca.

Sambung Kapolda Sumut kembali, setelah didalami. Yang bersangkutan ini ditalak oleh suami keduanya dan orang tuanya tidak terima dan meminta untuk dipikirkan kembali. Dari penjelasan orang tua, F mulai bersikap dan berperilaku berubah dari sebagaimana biasanya.

Polisi sendiri telah melakukan penggeledahan di kediaman orangtua dan kamar yang bersangkutan, termasuk menggali keterangan tetangga. Tetapi, kata Panca, petugas tidak menemukan apapun yang mencurigakan. "F hanya zikir siang pagi dan sore. Yang lain tidak ditemukan apa apa," ucapnya.

Panca menyampaikan. penyidik masih akan mendalami perkara ini, termasuk menggali keterangan suami kedua F. Polisi akan menggali riwayat perubahan jiwa F terkhusus pada saat menikah dengan suami kedua. Dia meyakinkan bahwa polisi akan memperhatikan semua aspek agar kasus ini terang benderang.

Ketua MUI Siantar Ali Lubis menyampaikan dirinya telah mendengar apa yang disampaikan F selama proses penyelidikan. Menurut dia, ada sesuatu yang salah dari kerangka berpikir F sehingga nekat menabrakkan diri ke SPKT Polres Siantar

"Bukan gangguan jiwa. Tapi sedikit. Itu cara berpikirnya kurang sempurna dan sudah kita sampaikan kepada orang tuanya. Kita MUI siap memberi tausiah dan wejangan supaya jangan menyimpang dengan apa yang kita inginkan pada bangsa dan negara ini," kata Ali.

Sejauh ini, kata Ali, belum ada hal-hal yang terlalu mencurigakan atas peristiwa ini. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. "Sampai saat ini tidak ada hal-hal yang mencurigakan untuk bangsa dan negara, khususnya di Kota Pematangsiantar," jelas Ali.

Dalam kasus ini, diketahui F menabrakkan dirimu ke SPKT Polres Pematangsiantar dengan sepeda motor Yamaha Scoopy bernomor polisi BK 5756 TAK. Aksinya tersebut sontak mengagetkan personel kepolisian pagi itu.

Hanya saja, di Twitter aksi F banyak dikaitkan dengan terorisme, terutama oleh akun yang memajang bendera merah putih. Termasuk akun Mbak Ana Khozanah @ana_khoz yang mengaitkan perempuan tersebut dengan pendiri FPI Habib Rizieq Shihab.

"Breaking News: seorang Muslimah bercadar coba tabrak polisi, lalu tabrakan diri ke kantor Polres Pematang Siantar. Saat diinterogasi, pelaku akui menyerang aparat karena benci polisi (telah menangkap Rizieq dll). Orang tuanya juga akui pelaku punya pemahaman agama yg ekstrem," kata Ana.

Banyak akun di lini masa mengaitkan tindakan F sebagai upaya melawan polisi karena sakit hati dengan keputusan kasus pembunuhan laskar FPI di KM 50, Kabupaten Karawang. Namun, ternyata menurut Irjen Panca, kasus itu tidak ada kaitan dengan teror atau hal lain.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Eagle flies alone...