Praktisi Ingatkan ASN untuk Saring Sebelum Sharing Informasi di Medsos
JAKARTA -- Aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) diajak untuk terus belajar dan mengembangkan kapabilitasnya. Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Fungsional dan Teknis Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Dian Andi Permana juga mengingatkan, ASN hendaknya terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan atau menghadapi perubahan, khususnya di era digital seperti sekarang ini.
"Sesuai dengan core value ASN, yaitu BerAKHLAK, merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, di mana core value kompeten dan adaptif, memiliki makna bahwa ASN terus belajar dan mengembangkan kapabilitasnya," kata Dian dalam kegiatan literasi digital yang diikuti ribuan ASN secara hibrid di Hotel PO, Kota Semarang pada 26-29 Juli 2022.
Salah satu pemateri yang merupakan praktisi di bidang konten digital memaparkan materi etika dan budaya literasi digital. Gatot mengajak, ASN untuk saring sebelum sharing informasi di media sosial (medsos).
"Kalau kita bukan menjadi solusi, siapa tahu kita adalah sumber masalahnya, maka pastikan kita bukan sumber dari masalah dan jadilah bagian dari solusi, setidaknya kita menahan terlebih dahulu informasi yang belum kita ketahui betul sumbernya dari mana dan kredibilitasnya seperti apa," kata Gatot dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri dalam mengadakan pelatihan literasi digital sektor pemerintahan. Ditargetkan, sekitar 24 ribu ASN, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng maupun pemerintah kota/kabupaten (pemkot/pemkab) mengikuti kegiatan itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno mengingatkan agar jangan sampai ada lagi ASN gaptek (gagap teknologi) dalam pelayanan publik yang saat ini serba digital. Karena itu, ia mendukung kegiatan literasi digital bagi ASN di lingkup Jateng.
"Jadi ASN tidak boleh ketinggalan literasi digital dan digitalisasi. Jangan sampai kita sebagai ASN tidak bisa memahami, tidak bisa merespon, tidak bisa masuk di era-era digitalisasi agar kita tidak ketinggalan," Sumarno.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto menyinggung, kegiatan literasi digital yang melibatkan kedua kementerian memang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang digital. Dia menjelaskan, acara tersebut sangat penting untuk memperlengkapi ASN di
Jateng dalam menggunakan teknologi digital, yang bisa diadopsi dalam pelayan publik sehari-hari.
"Ada empat pilar, technical aspek ada kecakapan digital dan keamanan digital, lalu ada dua nontechnical. Etika berdigital dan budaya berdigital, karena masyarakat masih suka lupa bahwa dunia digital itu sama saja dengan dunia nyata. Ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang kuat bahwa teknologi digital tidak bisa lepas dari kita sebagai ASN," ujar Bonifasius.